Kamis, 07 April 2011

DASAR-DASAR AQUAKULTUR



 

Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma sp dan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industri kosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Rumput laut pun banyak digunakan sebagai bahan makanan secara langsung karena mempunyai kandungan gizi yang cukup baik sehingga  dapat menyehatkan dan dapat mendapatkan keuntungan bagi para pembudidaya.
Disamping karena kandungan agarnya juga ada kandungan karagenan (Carrageenan) yang penggunaannya makin meluas. Rumput laut dengan kandungan bahan untuk agar terutama didapatkan dari spesies Gracilaria dan Gelidium, sedangkan untuk kandungan karagenan banyak dibudidayakan spesies Eucheuma, ialah Eucheuma Cottoni dan Eucheuma Spinosum-nya makin meluas. Rumput laut dengan kandungan bahan untuk agar terutama didapatkan dari spesies Gracilaria dan Gelidium, sedangkan untuk kandungan karagenan banyak dibudidayakan spesies Eucheuma, ialah Eucheuma Cottoni dan Eucheuma Spinosum. Dikarenakan adanya kandungan keragenan maka rumput laut memiliki permintaan dunia yang tinggi dimana rumput laut dalam keadaan kering diproses menjadi tepung dan sebagian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Keragenan ini memiliki fungsi sebagai bahan perekat pasta gigi dan juga penting di dalam industri makanan binatang piaraan (Pet Food), penyegar udara (Air Freshener) dan dalam daging hamburger sebagai subsitusi lemak. Permintaan rumput laut Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun mengingat banyak kegunaannya. Negara-negara pengimpor rumput laut Indonesia adalah Denmark, Amerika, Hong Kong, Philipina, Perancis, Spanyol, Taiwan, Jepang, Inggris dan beberapa negara lainya.Kebutuhan rumput laut dipasar dunia cenderung meningkat dan perkiraan pada tahun 2005 kurang lebih 260 juta ton, tahun 2006 sebanyak 273 juta ton dan sampai tahun 2009 meningkat sekitar 317 juta ton.
Rumput laut bisa dijadikan sebagai komoditi unggulan bagi Indonesia. Pasarnya masih sangat potensial. Menurut data dari Ditjen Perikanan, saat ini hasil budidaya rumput laut Indonesia berada di posisi tiga dunia setelah Philipina dan China. Sedang untuk hasil produksi agar-agar, Indonesia menempati posisi kedua setelah Chilie. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan, rumput laut saat ini termasuk satu dari 10 komoditas ekspor yang menjadi primadona. Pada 2005, sebanyak 23.648 ton rumput laut diekspor ke berbagai negara dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,5 juta. Selain diekspor, sebagian produksi rumput laut digunakan untuk memenuhi permintaan industri dalam negeri. Sejumlah negara seperti China, Singapura, dan beberapa negara di Eropa, menjadi tujuan ekspor rumput laut asal Sulsel. Tingginya permintaan ekspor ini jauh melebihi produksi rumput laut Sulsel. Pada 2005 produksi rumput laut Sulsel baru mencapai 50.000 ton. 
Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa China kira-kira tahun 2700 SM. Saat itu rumput laut dimanfaatkan sebagai sayuran dan obat-obatan. Lantas dalam perkembangan pada tahun 65 SM, bangsa Romawi menggunakannya sebagai bahan baku kosmetik. Seiring dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang rumput laut juga makin berkembang, oleh Spanyol, Perancis dan Inggris rumput laut dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gelas. Sedangkan di Irlandia, Norwegia, dan Scotlandia rumput laut diolah menjadi pupuk tanaman.
Saat ini rumput laut telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri agar-agar, keragenan, alginat, dan furselaran. Produk hasil ekstraksi rumput laut banyak digunakan sebagai bahan pangan, bahan tambahan, atau bahan pembantu dalam industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat, dan lain-lain. Selain itu rumput laut juga digunakan sebagai pupuk dan komponen pakan ternak atau ikan. Melihat begitu besar manfaat dan kegunaannya tidak salah jika rumput laut sebagai komoditas perdagangan yang prospeknya makin cerah, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun kebutuhan ekspor      
 Sebagai agro based industry sebenarnya industri pengolahan rumput laut di Indonesia punya prospek bagus, karena tersedianya sumber bahan baku yang melimpah, sumberdaya manusia, dan teknologi ser ta peluang pasarnya cukup besar baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Untuk mewujudkan industri pengolahan rumput laut sebagai agro based industry bukan pekerjaan mudah. Syarat utamanya, adalah terjalinnya sinergi yang baik antara faktor-faktor terkait, dan yang terpenting adalah adanya dukungan pemerintah.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar